03 Februari 2009

Pariwisata Nusakambangan


Pulau Nusakambangan Cilacap terkenal sebagai Pulau Penjara yang angker dan seram, namun disamping sebagai lembaga pemasyarakatan juga sebagai tempat wisata yang menarik untuk dikunjungi. Pulau yang membujur dari barat sampai ke timur 36 Km lebar 4-6 Km menyimpan banyak misteri dan daya tarik wisata diantaranya: Gua Ratu, Pantai Permisan, Pantai Pasir Putih, Gua Masigitsela, Pantai Karang Bandung (Pulau Majethi) yang dipercayai sebagai tempat tumbuhnya bunga wijayakusuma, Benteng Pendem, Benteng Klingker, Mercu Suar Cimiring, Monumen Altileri, Cagar Alam/ Hutan Lindung, Pantai Ranca Babakan.
Pulau Nusakambangan terbentuk dari batuan breksi vulkanis yang beberapa tempatnya ditutupi oleh Batu Gamping sebagai kelanjutan Gugusan Pegunungan Lelock – Blok Jawa Barat. Sumberdaya ini dimanfaatkan oleh pemerintah untuk ditambang sebagai bahan baku semen dengan lokasi pabrik di Cilacap.
Pulau Nusakambangan dikenal masyarakat sebagai penjara untuk narapidana kelas berat. Sejak tahun 1985, jumlah penjara yang digunakan empat buah adalah LP Batu, LP Besi, LP Kembang Kuning dan LP Pemisan. Padahal jumlah penjara yang ada sebelumnya adalah 9 buah yang dibangun antara tahun 1908 sampai dengan 1950. Kondisi lima penjara lain yang tidak digunakan adalah rusak.
Pulau Nusakambangan secara keseluruhan dikuasai oleh Departemen Kehakiman RI, terutama karena keberadaan LAPAS tersebut. Namun demikian di sebelah timur pulau dapat dikembangkan menjadi obyek wisata minak khusus dengan keberadaan pantai yang indah, gua-gua alami dan peninggalan belanda serta adanya flora dan fauna dalam ekosistem yang masih asri.

Dinding Batu Long Bagun




Long Bagun adalah salah satu nama Kecamatan yang ada di hulu Sungai Mahakam, berada dalam administrasi pemerintahan Kabupaten Kutai Barat. Kota besar terdekat adalah Samarinda, sekitar 500 km atau 2 hari perjalanan kapal air menyusuri Sungai Mahakam, salah satu sungai terpanjang di Pulau Kalimantan.




Dinding-dinding batu raksasa terdapat di sebelah hilir Ibukota Kecamatan Long Bagun. Tinggi dinding tersebut diperkirakan sekitar 30 meter yang menurut masyarakat setempat diatasnya merupakan tempat-tempat angker. Di ketinggian tersebut, beberapa bagian juga digunakan untuk budidaya burung walet.




Ke arah hulunya ada Kecamatan Long Apari, yang berbatasan dengan Malaysia. Sungai makin mengecil bahkan terdapat dua riam yang memiliki perilaku berbeda pada saat yang bersamaan. Namanya Riam Panjang dan Riam Udang, konon jika yang satu lagi tenang maka yang satunya lagi sedang ganas.




Pembaca.... Yang senang bertualang dan memiliki kesempatan, silahkan coba penelusuran sungai tersebut. Jangan kaget akan ketemu bule yang melakukan hal yang sama.